Tradisi-Singosari-Jawa-Ardimulyo
Jawa-Singosari
Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa
2 Oktober 2018
Hari baik & Sandingan
https://www.plukme.com/post/1529906308-logika-sesajen
Tradisi
jawa di desa Ardimulyo saat akan mengadakan hajatan adalah memilih hari baik dan
menyiapkan “Sandingan” atau sesaji, karena sebagian masyarakat percaya jika
tidak memilih hari baik maka acara mereka akan di ganggu oleh makhluk halus. Setiap
acara hajatan mempunyai ciri khas sendiri-sendiri. Hajatan kawinan, sunatan,
atau menempati rumah baru itu mempunyai aturannya sendiri. Dalam menentukan
tanggal atau hari baik untuk melakukan hajatan seseorang akan mendatangi tetua
atau orang yang paham “hitungan” jawa untuk menentukan hari baik.
Perhitungan
ini melalui banyak langkah seperti mengetahui “weton” dari orang yang akan
mengadakan hajatan kemudian jika itu hajatan Kawinan maka sesepuh itu akan
menghitung “weton” dari mempelai pria dan wanita terlebih dahulu stelah itu tetua
akan menghindari beberapa hari khusus seperti hari meninggalnya orang tua dari
mempelai pria dan wanita dan hari “was” tahun yang biasanya jatuh di bulan Suro
tanggal 2 Suro tepatnya pada penanggalan jawa. “Sandingan” atau sesajen yang
ada saat acara pernikahan biasanya berjumlah 6 buah itu bisa bertambah atau
berkurang tergantung jumlah tempat yang
akan dipakai acara. 6 sesajen itu biasanya diletakkan di pelaminan , kemudian
di dapur, rumah, di tenda, kemudian di tempat lain seperti di rumah tetangga dekat
juga harus diberi sesaji. Isi dari “Sandingan“ umumnya sama pada setiap acara
hanya saja jumlahnya yang berbeda hajatan nikahan memang yang paling banyak
membutuhkan “Sandingan” yang lain hanya membutuhkan satu saja. Isi dari setiap
sandingan rata-rata sama yakni pisang, kelapa tua, bunga, pinang, jenang
sengkolo, jenang abang, jenang putih, jenang bucu, bumbu dapur lengkap.
Narasumber
kami mengetahui hal ini karena beliau langsung melakukan hal itu selama
bertahun tahun dan beliau mengaku ini merupakan tradisi peninggalan dari nenek
moyang yang patut dijaga. Bapak Maji juga merupakan orang yang dipercaya
sebagai orang yang bisa menentukan hari baik.
Saya
mengklasifikasikan prosa rakyat ini dalam bentuk tradisi, karena prosa ini
menceritakan tentang kegiatan yang berkembang dan dijalankan di masyarakat. Tradisi
dalam masyarakat memang sulit untuk dihilangkan karena kebanyakan masyarat
percaya dan mempercayai hal tersebut akan membawa dampak khusus. Narasumber
kami berpendapat bahwa seharusnya semua orang harus menghargai tradisi dan
budaya yang ada.
Author
Mitos-Singosari-Jawa-Ardimulyo
Bahasa
Indonesia dan Bahasa Jawa
Makam Mbah Surojoyo
Dahulu kala ada seorang yang sakti yang
bernama Mbah Surojoyo, setelah meninggal beliau dimakamkan di desa Ardimulyo
tepatnya di dusun song song. Makam tersebut terdapat di Pelataran musolla, yang
berada di area Balai desa Ardimulyo, Makam telah terjadi pembangunan, pada
zaman dahulu makam tersebut masih diberi pagar. Makam dari Mbah Surojoyo ini
biasanya dikunjungi oleh orang-orang yang ingin mendapat petunjuk atau memiliki
maksud yang lain contohnya mencari nomor “togel” dan menambah” ilmu”. Tetapi
menurut bapak Maji kebiasaan masyarakat itu sudah mulai hilang.
Makam
dari Mbah Surojoyo dapat melakukan hal-hal yang diluar nalar manusia biasa. Suatu
ketika ada seseorang yang mengunjungi makam ini dengan maksud mencari nomor
“Togel” kemudian melakukan semacam pertapaan disana dan sebelum dia
menyelesaikan tugasnya dia sudah tertidur dengan anehnya orang tersebut
dikembalikan ke rumahnya dan tiba-tiba keesokan harinya dia terbangun di atas
kasurnya. Setiap ada burung yang terbang diatas makam tersebut burung-burung
itu akan jatuh dan kemudian mati secara tiba-tiba. Narasumber kami juga besaksi
bahwa saat beliau kecil kejadian itu sering sekali terjadi. Maka dari itu Makam
dari Mbah Surojoyo dikenal sangat angker “Sengit”. Anak-Anak pada jaman dahulu
sangat takut untuk sekedar mendekati Makam tersebut.
Saya
mengklasifikasikan prosa rakyat ini kedalam wilayah Mitos, karena cerita yang
berkembang mengandung unsure mistis dan diluar akal manusia, walaupun informan
kami bersaksi pernah menyaksikan kejadiannya langsung. Tetapi masih ada factor
lain yang mungkin bisa mempengaruhi kejadian itu. Cerita yang berkembang bisa
dibilang unik, cerita ini juga membawa nilai moral yakni makam memang
seharusnya di hormati dan di rawat. Informan kami juga menambahkan bahwa
kejadian-kejadian yan telah dijelaskan memang sering terjadi di masa lampau
tetapi di zaman sekarang itu sudah jarang terjadi ini di karenakan telah
berkembangnya teknologi dan pola piker dari masyarakat setempat.
Author
Legenda-Singosari-Jawa-Ardimulyo
Dusun Songsong
Dusun Songsong adalah
salah satu dusun dari desa Ardimulyo yang terbilang cukup ramai dan sudah mulai
modern. Desa Ardimulyo nampak seperti keadaan desa pada umumnya di daerah
Singosari
Nama
dusun Song song memiliki hubungan erat dengan kisah dari pertarungan Sumolewo
dan Cakraningrat. Dahulu di Kabupaten Bakalan terdapat Pangeran yang bernama
Cakraningrat yang sakti mau meminang seorang Putri dari Malang, di Malang ada
pemuda yang bernama Sumelewo pemuda ini juga sakti yang ternyata sudah memiliki
hubungan dengan putri dari Malang tersebut. Oleh karena itu sumolewo tidak
terima dengan kedatangan atau niat dari Cakraningrat. Kemudian terjadilah
pertarungan antara Sumolewo dan cakraningrat untuk memperebutkan putri tersebut.
Sumolewo kalah dalam pertarungan melawan cakraningrat dan melarikan diri dari
tempat itu melewati banyak daerah antara lain lawang, mbedali, kaligetih,
kalisurak setelah sampai di dusun songsong payung dari Sumolewo terjatuh. Daerah
itu diberi nama Dusun Songsong yang berasal dari payung seorang Sumolewo yang
terjatuh. Menurut informan kami dusun songsong merupakan nama lain dari “Payung”
dari bahasa jawa kuno.
Saya
mengklasifikasikan prosa rakyat ini kedalam kelompok Legenda, karena cerita
yang ada tentang asal usul suatu wilayah yang berawal di masa lalu yang bahkan
itu terjadi saat masyarakat song song saat ini belum lahir tetapi mereka
percayai bahwa kejadian itu benar-benar terjadi. Informan kami juga mengatakan
bahwa beliau mengerti cerita ini juga merupakan warisan dari kakeknya yang
bersumber dari lisan ke lisan. Menurut beliau cerita seperti ini patutnya di
lestarikan karena merupakan identitas suatu daerah yang kaya akan budaya.
Author
Legenda-Jawa-Singosari
Bahasa Indonesia
Desa Ardimulyo
Desa Ardimulyo yang berada di wilayah kecamatan Singosari mempunyai banyak keunikan dari berbagai aspek dari budaya yang terdapat disana maupun nama-nama dari setiap dusun yang ada. Desa Ardimulyo terdiri dari beberapa dusun, sedangkan yang menjadi pusat pemerintahan (Kelurahan/Balai desa) yakni di Dusun Songsong. Peneliti berkeinginan untuk mencari tau asal-usul nama Desa ini dikarenakan nama desanya yang begitu familiar dengan bahasa jawa tetapi ada juga unsur Arabnya. Nama sebuah tempat tentunya tidak lepas dengan sejarah saat Desa atau Dusun itu ditemukan atau dalam bahasa Jawa "Dibabat". Desa yang bernama Ardimulyo ini menurut warga sekitar mulanya adalah dua suku kata yang di gabung menjadi satu yakni bahasa serapan dari bahasa Aran "Ard/Ardi" yang bermakna Bumi atau Daerah yang kedua yakni bahasa Jawa sendiri "Mulyo" yang bermakna mulia. Oleh karena itu warga sekitar percaya bahwa para pendahulu dulu pasti menginginkan agar tempat yang mereka temukan nantinya akan menjadi daerah yang muliah yang memberikan kemakmuran pada semua warganya. dari situlah kemudian para pendahulu memberikan nama daerah itu Desa Ardimulyo yang berari Tanah Yang Mulia.
Author


Tidak ada komentar:
Posting Komentar