Selasa, 16 Oktober 2018

Folklore {Hari baik & Sandingan} di Desa Ardimulyo, Singosari, Malang


Tradisi-Singosari-Jawa-Ardimulyo                                                             
Jawa-Singosari
 Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa
2 Oktober 2018

Hari baik & Sandingan


 
https://www.plukme.com/post/1529906308-logika-sesajen
Tradisi jawa di desa Ardimulyo saat akan mengadakan hajatan adalah memilih hari baik dan menyiapkan “Sandingan” atau sesaji, karena sebagian masyarakat percaya jika tidak memilih hari baik maka acara mereka akan di ganggu oleh makhluk halus. Setiap acara hajatan mempunyai ciri khas sendiri-sendiri. Hajatan kawinan, sunatan, atau menempati rumah baru itu mempunyai aturannya sendiri. Dalam menentukan tanggal atau hari baik untuk melakukan hajatan seseorang akan mendatangi tetua atau orang yang paham “hitungan” jawa untuk menentukan hari baik.
Perhitungan ini melalui banyak langkah seperti mengetahui “weton” dari orang yang akan mengadakan hajatan kemudian jika itu hajatan Kawinan maka sesepuh itu akan menghitung “weton” dari mempelai pria dan wanita terlebih dahulu stelah itu tetua akan menghindari beberapa hari khusus seperti hari meninggalnya orang tua dari mempelai pria dan wanita dan hari “was” tahun yang biasanya jatuh di bulan Suro tanggal 2 Suro tepatnya pada penanggalan jawa. “Sandingan” atau sesajen yang ada saat acara pernikahan biasanya berjumlah 6 buah itu bisa bertambah atau berkurang  tergantung jumlah tempat yang akan dipakai acara. 6 sesajen itu biasanya diletakkan di pelaminan , kemudian di dapur, rumah, di tenda, kemudian di tempat lain seperti di rumah tetangga dekat juga harus diberi sesaji. Isi dari “Sandingan“ umumnya sama pada setiap acara hanya saja jumlahnya yang berbeda hajatan nikahan memang yang paling banyak membutuhkan “Sandingan” yang lain hanya membutuhkan satu saja. Isi dari setiap sandingan rata-rata sama yakni pisang, kelapa tua, bunga, pinang, jenang sengkolo, jenang abang, jenang putih, jenang bucu, bumbu dapur lengkap.
Narasumber kami mengetahui hal ini karena beliau langsung melakukan hal itu selama bertahun tahun dan beliau mengaku ini merupakan tradisi peninggalan dari nenek moyang yang patut dijaga. Bapak Maji juga merupakan orang yang dipercaya sebagai orang yang bisa menentukan hari baik.
Saya mengklasifikasikan prosa rakyat ini dalam bentuk tradisi, karena prosa ini menceritakan tentang kegiatan yang berkembang dan dijalankan di masyarakat. Tradisi dalam masyarakat memang sulit untuk dihilangkan karena kebanyakan masyarat percaya dan mempercayai hal tersebut akan membawa dampak khusus. Narasumber kami berpendapat bahwa seharusnya semua orang harus menghargai tradisi dan budaya yang ada.
Author



Mitos-Singosari-Jawa-Ardimulyo                                                             
                                                                                    Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa

Makam Mbah Surojoyo



 Dahulu kala ada seorang yang sakti yang bernama Mbah Surojoyo, setelah meninggal beliau dimakamkan di desa Ardimulyo tepatnya di dusun song song. Makam tersebut terdapat di Pelataran musolla, yang berada di area Balai desa Ardimulyo, Makam telah terjadi pembangunan, pada zaman dahulu makam tersebut masih diberi pagar. Makam dari Mbah Surojoyo ini biasanya dikunjungi oleh orang-orang yang ingin mendapat petunjuk atau memiliki maksud yang lain contohnya mencari nomor “togel” dan menambah” ilmu”. Tetapi menurut bapak Maji kebiasaan masyarakat itu sudah mulai hilang.
Makam dari Mbah Surojoyo dapat melakukan hal-hal yang diluar nalar manusia biasa. Suatu ketika ada seseorang yang mengunjungi makam ini dengan maksud mencari nomor “Togel” kemudian melakukan semacam pertapaan disana dan sebelum dia menyelesaikan tugasnya dia sudah tertidur dengan anehnya orang tersebut dikembalikan ke rumahnya dan tiba-tiba keesokan harinya dia terbangun di atas kasurnya. Setiap ada burung yang terbang diatas makam tersebut burung-burung itu akan jatuh dan kemudian mati secara tiba-tiba. Narasumber kami juga besaksi bahwa saat beliau kecil kejadian itu sering sekali terjadi. Maka dari itu Makam dari Mbah Surojoyo dikenal sangat angker “Sengit”. Anak-Anak pada jaman dahulu sangat takut untuk sekedar mendekati Makam tersebut.
Saya mengklasifikasikan prosa rakyat ini kedalam wilayah Mitos, karena cerita yang berkembang mengandung unsure mistis dan diluar akal manusia, walaupun informan kami bersaksi pernah menyaksikan kejadiannya langsung. Tetapi masih ada factor lain yang mungkin bisa mempengaruhi kejadian itu. Cerita yang berkembang bisa dibilang unik, cerita ini juga membawa nilai moral yakni makam memang seharusnya di hormati dan di rawat. Informan kami juga menambahkan bahwa kejadian-kejadian yan telah dijelaskan memang sering terjadi di masa lampau tetapi di zaman sekarang itu sudah jarang terjadi ini di karenakan telah berkembangnya teknologi dan pola piker dari masyarakat setempat.     
Author


Legenda-Singosari-Jawa-Ardimulyo                                           

Dusun Songsong


Dusun Songsong adalah salah satu dusun dari desa Ardimulyo yang terbilang cukup ramai dan sudah mulai modern. Desa Ardimulyo nampak seperti keadaan desa pada umumnya di daerah Singosari
Nama dusun Song song memiliki hubungan erat dengan kisah dari pertarungan Sumolewo dan Cakraningrat. Dahulu di Kabupaten Bakalan terdapat Pangeran yang bernama Cakraningrat yang sakti mau meminang seorang Putri dari Malang, di Malang ada pemuda yang bernama Sumelewo pemuda ini juga sakti yang ternyata sudah memiliki hubungan dengan putri dari Malang tersebut. Oleh karena itu sumolewo tidak terima dengan kedatangan atau niat dari Cakraningrat. Kemudian terjadilah pertarungan antara Sumolewo dan cakraningrat untuk memperebutkan putri tersebut. Sumolewo kalah dalam pertarungan melawan cakraningrat dan melarikan diri dari tempat itu melewati banyak daerah antara lain lawang, mbedali, kaligetih, kalisurak setelah sampai di dusun songsong payung dari Sumolewo terjatuh. Daerah itu diberi nama Dusun Songsong yang berasal dari payung seorang Sumolewo yang terjatuh. Menurut informan kami dusun songsong merupakan nama lain dari “Payung” dari bahasa jawa kuno.
Saya mengklasifikasikan prosa rakyat ini kedalam kelompok Legenda, karena cerita yang ada tentang asal usul suatu wilayah yang berawal di masa lalu yang bahkan itu terjadi saat masyarakat song song saat ini belum lahir tetapi mereka percayai bahwa kejadian itu benar-benar terjadi. Informan kami juga mengatakan bahwa beliau mengerti cerita ini juga merupakan warisan dari kakeknya yang bersumber dari lisan ke lisan. Menurut beliau cerita seperti ini patutnya di lestarikan karena merupakan identitas suatu daerah yang kaya akan budaya.
Author 
Legenda-Jawa-Singosari
Bahasa Indonesia 

Desa Ardimulyo



Desa Ardimulyo yang berada di wilayah kecamatan Singosari mempunyai banyak keunikan dari berbagai aspek dari budaya yang terdapat disana maupun nama-nama dari setiap dusun yang ada. Desa Ardimulyo terdiri dari beberapa dusun, sedangkan yang menjadi pusat pemerintahan (Kelurahan/Balai desa) yakni di Dusun Songsong. Peneliti berkeinginan untuk mencari tau asal-usul nama Desa ini dikarenakan nama desanya yang begitu familiar dengan bahasa jawa tetapi ada juga unsur Arabnya. Nama sebuah tempat tentunya tidak lepas dengan sejarah saat Desa atau Dusun itu ditemukan atau dalam bahasa Jawa "Dibabat". Desa yang bernama Ardimulyo ini menurut warga sekitar mulanya adalah dua suku kata yang di gabung menjadi satu yakni bahasa serapan dari bahasa Aran "Ard/Ardi" yang bermakna Bumi atau Daerah yang kedua yakni bahasa Jawa sendiri "Mulyo" yang bermakna mulia. Oleh karena itu warga sekitar percaya bahwa para pendahulu dulu pasti menginginkan agar tempat yang mereka temukan nantinya akan menjadi daerah yang muliah yang memberikan kemakmuran pada semua warganya. dari situlah kemudian para pendahulu memberikan nama daerah itu Desa Ardimulyo yang berari Tanah Yang Mulia.
Author
 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar